Created on Friday, 08 February 2013 15:47
Written by Bidang PPA
Penulis: Staf Bidang PPA
Pendahuluan
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharaalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka, yang kayu bakarnya adalah manusia dan
batu." (Q. S. At-Tahrim: 6)
Selain itu, sabda Rasulullah saw: "Kewajiban orang tua terhadap
anak ialah memberinya nama dengan nama yang baik; mengajarkan anak sopan
santun; mengajarnya menulis, berenang dan memanah; memberikan nafkah
yang baik; dan mengawinkannya bila saatnya sudah tiba." (H. R. Hakim)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik.
Mendidik dan mengasuh anak di dalam lingkungan sekolah Jepang berarti
akan banyak menjumpai faktor-faktor positif serta juga tantangan bagi
kita sebagai orang tua muslim untuk mampu mem-filter hal-hal yang
diterima anak sehingga dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi muslim
yang tangguh. Kita, orang tua yang mempunyai anak-anak bersekolah di
Jepang, dituntut untuk mengetahui sistem pendidikan di Jepang agar kita
bisa memberikan bekal sekaligus arahan terhadap anak-anak untuk tetap
berada dalam rel Islam walaupun mereka bersekolah dan berada di
lingkungan yang tidak Islami.
Seperti juga negara-negara yang lain, sistem pendidikan di Jepang ini
mengalami perkembangan dan pembaruan sesuai dengan kebutuhan negara
dan bangsa serta tuntutan zaman. Sistem pendidikan yang berlaku di
Jepang ternyata memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang pesat di "negeri matahari terbit" itu. Di sini
kami akan mencoba mengupas tentang sistem pendidikan di Jepang yang kami
fokuskan pada pendidikan dasar (Hoikuen = Playgroup / Day Care, Youchien = Taman Kanak-Kanak, dan Shougakkou =Sekolah Dasar), khususnya tentang materi apa yang diberikan kepada anak-anak selama pendidikan dasar tersebut.
Kurikulum sekolah di Jepang disusun oleh bagian perencanaan kurikulum yang terdapat dalam Kementerian Pendidikan (MEXT: Ministry of Education, Culture, Sports, Science and ).
Dalam panduannya tentang pendidikan dasar (compulsory education)
disebutkan bahwa tujuan pendidikan secara umum yang diberikan dalam
pendidikan dasar ini adalah sebagai berikut:
- untuk menumbuhkan fondasi untuk hidup mandiri dalam masyarakat
- untuk mengembangkan kemampuan masing-masing individu
- untuk mendorong kualitas dasar yang diperlukan bagi mereka untuk membentuk negara dan masyarakat.
Untuk menjamin kesempatan warga negara akan pendidikan dasar dan
memastikan standar yang memadai, pemerintah pusat dan daerah bertanggung
jawab atas terselenggaranya wajib belajar melalui pembagian peran yang
tepat dan kerja sama yang saling menguntungkan. Tidak ada biaya yang
dikenakan untuk pendidikan wajib di sekolah-sekolah yang didirikan oleh
pemerintah pusat dan daerah.
Adanya tanggung jawab bersama dan kerja sama yang baik antara orang
tua, sekolah, pemerintah pusat, dan daerah, serta masyarakat
setempat memegang peran penting dalam menyukseskan pendidikan di Jepang
ini. Pemerintah pusat dan derah wajib berupaya untuk meningkatkan
pendidikan di masyarakat dengan mendirikan perpustakaan, museum, community hall,
dan fasilitas pendidikan sosial, membuka penggunaan fasilitas sekolah,
memberikan kesempatan untuk belajar, memperoleh informasi yang relevan,
dan cara lain yang sesuai.
Panduan kurikulum di sekolah disebut Gakushu Shidouyouryou (GS) yang diakui secara hukum sehingga pelanggaran terhadapnya akan dikenai sanksi hukum. GS merupakan panduan kurikulum untuk SD (shougakkou), SMP (chuu-gakkou), SMP-SMA satu atap (chuutou-kyouiku-gakkou), SMA (koutou-gakkou), dan SLB (tokubetsu-shien-gakkou), sedangkan untuk panduan kurikulum Taman Kanak-Kanak (youchien) disebut youchien-kyouiku-youryou.
Taman Kanak-Kanak (Youchien, Hoikuen)
Berikut ini adalah hal-hal yang harus ditekankan dalam pendidikan di
Taman Kanak-Kanak (sumber: Courses of Study, Kindergarten, MEXT):
- Mendorong anak-anak untuk melakukan kegiatan sukarela
yang memungkinkan mereka memimpin kehidupan yang tepat untuk usia dini.
Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa anak-anak memanfaatkan pengalaman
penting untuk perkembangan mereka dengan menunjukkan kemampuan mereka
dalam emosi yang stabil.
- Secara komprehensif mencapai tujuan pendidikan melalui bermain yang berpusat pada instruksi.
Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa bermain sebagai 'kegiatan
sukarela anak' adalah aspek penting dari pembelajaran yang memupuk
fondasi bagi keseimbangan fisik dan mental.
- Bertujuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan merespon karakter individual setiap anak.
Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa perkembangan awal masa
kanak-kanak dicapai melalui proses yang beragam dan interaksi antara
berbagai aspek fisik dan mental dan bahwa pengalaman hidup dari
masing-masing anak beragam. Dalam hal ini, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang bisa mendorong anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan sukarela
berdasarkan pada pemahaman dan mengantisipasi kegiatan individu setiap
anak. Oleh karena itu, guru harus membuat fisik dan psikologis
lingkungan yang mengakui pentingnya hubungan yang baik antara anak,
guru, dan segala sesuatu. Guru juga harus bermain berbagai peran
tergantung pada kegiatan masing-masing anak dan harus berupaya untuk
membuat kegiatan yang lebih memperkaya anak-anak.
Tujuan pendidikan di Taman Kanak-Kanak yang berpusat pada emosi,
sikap, dan lain lain sebagai dasar bagi anak-anak untuk merangkul
semangat hidup diharapkan bisa dikembangkan pada saat mereka
meninggalkan Taman Kanak-Kanak, dengan mengintegrasikan aspek
perkembangan anak: kesehatan (fisik dan mental), hubungan manusia
(hubungan antara anak dan orang lain), lingkungan, bahasa, dan ekspresi
(perasaan dan emosi). Dalam pelaksanaannya, anak-anak diajarkan berbagai
kebiasaan-kebiasaan misalnya: kebiasaan dalam makan, membuang sampah,
bermain dan membereskan mainan, disiplin dalam hal membaca, berolah
raga, mengucap salam, bagaimana bekerjasama dengan teman, berani tampil
di depan orang banyak, bagaimana bersikap dengan orang tua, kakek,
nenek, bersahabat dengan alam, dan masih banyak lagi yang lain. Tentunya
dengan pendekatan anak-anak yang diwujudkan dalam berbagai aktivitas
dan kegiatan.
Berikut ini adalah contoh kegiatan-kegiatan di tingkat TK:
-
Kegiatan makan
Setiap
bulan sekolah memberikan jadwal kapan harus membawa bekal dari rumah,
kapan dari sekolah, kapan jadwal makan siang dengan roti, tergantung
masing-masing sekolah. Dengan perlengkapan makan yang tidak sedikit
(sendok, garpu, hashi (sumpit), lap basah, alas makan, serbet),
anak-anak makan bersama-sama yang biasanya didahului dengan sebuah
nyanyian diiringi piano dari sensei dan nyanyian itu diakhiri dengan
suara lantang anak anak “itadakimasu”, yang artinya "saya terima makanan (pemberian) ini".
- Bermain
- Setiap kali selesai bermain anak-anak selalu dilatih untuk juga bersama-sama membereskan mainannya
- Di musim dingin pun anak-anak diagendakan untuk bermain
di luar. Biasanya sekolah akan memberikan jadwal kepada orang tua kapan
anak-anak bermain di luar di musim dingin agar pakaian dan
perlengkapannya tepat untuk kondisi dingin bahkan yang bersalju (ski,
bermain salju, dan lain lain)
- Membaca buku
Satu
minggu sekali, biasanya hari Jumat (beberapa sekolah ada yang seminggu
dua kali, biasanya hari Rabu dan Jumat) anak-anak boleh meminjam buku di
perpustakaan sekolah untuk dibawa pulang dan dibaca di rumah
- Berkebun
Anak-anak
juga diajari berkebun. Untuk sekolah-sekolah yang mempunyai halaman
luas biasanya sebagian digunakan untuk berkebun, menanam, dan memanen
bersama anak-anak, kemudian hasil kebunnya dimanfaatkan bersama
anak-anak juga, misalnya kentang, bayam Jepang, wortel, daikon (lobak), dan tanaman yang lain.
- Tampil di depan umum
Happyokai (pertunjukan) adalah salah satu kegiatan anak yang bertujuan melatih anak untuk berani tampil di depan umum
- Ketrampilan
Kegiatan
ketrampilan pun tidak kalah seru buat anak-anak. Dengan memanfaatkan
barang- barang bekas, anak-anak didorong untuk berkreasi menciptakan
bentuk-bentuk menarik seperti: mobil, gedung, kereta, tas, dan
sebagainya. Ada juga seni melipat kertas (origami) yang banyak disukai
anak-anak. Dengan dipandu sensei (guru), anak-anak dilatih
untuk bisa membuat bentuk-bentuk sederhana seperti pesawat, bintang,
perahu, burung, meja dan lainnya.
- Kesenian
Kegiatan seni juga merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka belajar menyanyi dan memainkan alat musik.
- Outdoor activities
Kegiatan luar (ensoku) seperti ke kebun binatang, taman,
atau museum juga merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh
anak-anak. Kadang-kadang sekolah juga mengikutkan orang tua dalam
kegiatan ini. Sensei selain merancang acara untuk anak-anak juga menyiapkan game untuk orang tua bersama anak.
- Olahraga
- Undokai merupakan festival olah raga dalam
rangka memperingati Hari Olah Nasional di Jepang. Kegiatan ini
dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh sekolah bersama PTA (Parents Teachers Association). Hampir setiap hari anak-anak berlatih bersama sensei mereka untuk mempersiapkan “atraksi” yang akan ditampilkan di acara undokai
ini. Pada saat undokai ini, pihak sekolah juga mengundang orang tua dan
keluarga dari anak didiknya (kakek, nenek, adik, kakak) untuk turut
serta menyaksikan anak-anak mereka saat “berlaga” di lapangan. Tidak
hanya menonton, orang tua dan keluarga mereka pun mendapat giliran
tampil di lapangan. Pihak sekolah bersama PTA juga merancang game yang menarik untuk orang tua dan anggota keluarga mereka yang lain.
- Di musim panas, ada kegiatan renang dan bermain dengan air
- Bermalam di sekolah
Pada kelas eldest (kelas 5 tahun), anak-anak yang sudah di semester akhir biasanya ada kegiatan otomarikai (bermalam
di sekolah). Anak-anak dilatih untuk berpisah tidur dengan orang tuanya
selama dua hari satu malam. Mereka tidur di sekolah bersama
teman-temannya disertai acara-acara yang sudah dirancang oleh para sensei yang menyenangkan bagi anak-anak, bahkan beberapa sekolah mengadakan kegiatan ini tidak di sekolah, tetapi di rumah gunung (yama no ie).
- Kegiatan-kegiatan lain yang tidak kalah menyenangkan bagi anak-anak seperti mochitsuki (membuat mochi bersama), memasak bersama (misalnya: memasak udon (mie), kare, popcorn), dan natsu matsuri (festival musim panas)
- Parents day
Hampir tiap bulan ada parents day,
yaitu orang tua diundang ke sekolah dan terlibat langsung dengan
aktivitas sekolah saat itu seperti permainan bersama orang tua dan anak,
membuat prakarya bersama orang tua dan anak, menyaksikan langsung
kegiatan makan siang anak-anak, dan lain-lain
Sekolah Dasar (Shougakkou)
Anak-anak memasuki sekolah dasar (shougakkou) pada bulan April
setelah ulang tahun ke-6 dan akan belajar di tingkat ini selama enam
tahun. Mata pelajaran yang ada di sekolah dasar Jepang berdasarkan
kurikulum dari kementerian pendidikan adalah bahasa Jepang (kokugo),
aritmatika (sansuu), IPA atau science (rika), kebiasaan hidup
(seikatsu), musik (ongaku), menggambar dan kerajinan (zuga kousaku),
perekonomian keluarga (katei), pendidikan fisik (taiiku), pendidikan
moral (doutoku), studi lingkungan hidup, aktivitas khusus, dan studi
terapan.
Secara umum, SD di Jepang hampir sama dengan di Indonesia.
Perbedaannya terletak pada pendekatan dan metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar. Di sekolah Jepang anak-anak lebih banyak belajar dari eksperimen dan pengamatan
sehingga anak-anak mengerti dan memahami tidak hanya teori dan tidak
mengandalkan hapalan. Di sini anak-anak diajak memahami setiap materi
dengan pengalaman mereka. Selain itu, hampir semua kegiatan sekolah
dilakukan anak-anak dengan berkelompok.
Mereka bekerja sama dalam kelompok. Dengan metode ini diharapkan
anak-anak akan terlatih untuk kerja sama, toleransi, berpikir kritis,
dan saling membantu antara anak yang pandai dan kurang pandai untuk
menyelesaikan tugas.
Perbedaan nyata terlihat juga pada mata pelajaran
seikatsu
(kebiasaan hidup). Mata pelajaran ini bertujuan untuk membiasakan
anak-anak dengan cara hidup mandiri sehari-hari. Ketimbang mulai
mengajarkan IPA atau IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara
kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru menyelesaikan
pembelajaran di TK-nya, serta lebih difokuskan pada kegiatan bermain
daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran bahasa Jepang dan berhitung diajarkan lebih banyak
dibandingkan pelajaran lainnya. Pendidikan olah raga juga menjadi mata
pelajaran yang diajarkan dalam jumlah yang melebihi mata pelajaran
lainnya selain bahasa dan berhitung. Sekolah-sekolah agama diperkenankan
mengajarkan agama (Kristen, Buddha, Sinto) sebagai bagian dari
pendidikan moral. Selain pendidikan akademik, pendidikan estetika
berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar.
PTA (Parents and Teachers Association)
PTA adalah sebuah organisasi guru dan orang tua (wali murid) yang memberikan support dan kontribusi aktif terhadap seluruh aktivitas anak-anak.
Kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua memberikan
kontribusi yang besar terhadap suksesnya aktivitas sekolah. Contoh
kegiatan dari PTA ini misalnya “Safety Guidance for Travelling to and from School” (Panduan Keamanan Perjalanan ke dan dari Sekolah).
Itulah kurang lebih gambaran Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di
Jepang. Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari sini, selain juga kita
sebagai seorang muslim perlu memberikan benteng keislaman atas hal-hal
baru yang mereka dapatkan di sekolah terlebih ketika hal itu bisa
meracuni aqidah mereka. Ada banyak kebiasaan baik yang
ditanamkan pada anak dan itu harus kita gabungkan dengan kebiasaan yang
Islami yang tidak mereka dapatkan di sekolah misalnya salam “assalamu`alaikum “, berdoa sebelum melakukan kegiatan apa pun, salat wajib, dan sebagainya.
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sistem pendidikan di Jepang, insyaAllah
tim PPA Fahima akan mengadakan Taujih Online (TOL) dengan tema "Sistem
Pendidikan di Jepang" pada tanggal 28 Februari 2013. Nantikan informasi
lebih lanjut pada undangan atau poster yang akan kami rilis dalam waktu
dekat. InsyaAllah.
Referensi: