Senin, 30 Maret 2015

KURIKULUM 1984



BAB I
PENDAHULUAN

  I.            Latar Belakang
            Pendidikan di negara kita ini sangatlah memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapura, Jepang, Taiwan, India, China dan Malaysia ataupun negara-negara lain yang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada bidang pendidikan. Pada satu sisi, betapa dunia
pendidikan di Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar, sedangkan pada sisi lain tantangan memasuki milenium ketiga tidak bisa dianggap main-main. Sedangkan tantangan yang dihadapai agar tetap “hidup” memasuki milenium ketiga adalah perlunya diupayakan Pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan dan kerjasama global. Pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu belajar seumur hidup. Pendidikan yang menyadari sekaligus mengupayakan pentingnya pendidikan nilai.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Abdul Malik Fajar mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangatlah buruk di kawasan Asia. Dengan kondisi pemerintah sekarang yang masih harus menanggung beban krisis yang begitu berat, rasanya tidaklah tepat apabila kita menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk membenahi kondisi pendidikan kita. Sehingga semua pihak yang bertanggung jawab atas kondisi dan sistem pendidikan yang ada di negara kita hendaknya ikut memikirkan bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia dapat mengalami kemajuan seperti negara-negara lain.
Karena itu pada makalah ini kita akan melihat kurikulum pendidikan di Indonesia tahun 1984. Sebagai bahan pertimbangan dan refleksi dalam membuat kurikulum selanjutnya. Dalam pembahasan nanti kita akan melihat gambaran dan karakteristik dari kurikulum tersebut, sehingga kita akan mengetahui kelemahan ataupun kelebihan dari kurikulum tersebut. Bila kurikulumnya di desain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik, tentu out put pendidikan akan mampu mewujudkan harapan. Tetapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus menghantui dunia pendidikan.

  II.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengangkat dua pemasalahan, yaitu:
1.    Apa latar belakang dibuat kurikulum 1984?
2.    Bagaimana Ciri – ciri dan Kebijakan  Penyusunan  Kurikulum 1984?
3.    Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984?

III.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui latar belakang dibuat kurikulum 1984.
2.      Untuk mengetahui Ciri – ciri dan Kebijakan  Penyusunan  Kurikulum kurikulum 1984.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984.

IV.     Manfaat Penulisan
Manfaat penulis dari makalah ini adalah:
1.      Dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang bentuk kurikulum 1984.
2.      Dapat mengetahui gambaran dan ciri kurikulum 1984 yang pernah digunakan di Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggungjawabkan. Seiring perkembangan jaman pengertian kurikulum juga terus mengalami pergeseran makna, tugas mendidik yang harusnya diemban bersama-sama antara keluarga dan sekolah menjadi tidak berimbang, hal ini menjadikan masyarakat lebih mempercayakan masalah pendidikan anak kepada sekolah. Padahal waktu yang dimiliki anak lebih banyak dilingkungan keluarga daripada disekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat diikuti peledakan informasi dan peledakan penduduk membuat beban sekolah semakin berat dan kompleks akhir-akhir ini. Hal ini juga yang menyebabkan masyarakat lebih banyak menuntut ke sekolah berupa nilai-nilai dan kemampuan anak yang harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Di bawah ini merupakan pengertian menurut beberapa ahli ;
Pertama, Donald F.Gay dalam Asnah Said, menggunakan beberapa perumusan kurikulum sebagai berikut:
a.       Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang secara logis.
b.      Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan untuk membawa perubahan perilaku anak.
c.       Kurikulum merupakan desain kelompok social untuk menjadi pengalaman belajar anak di sekolah.
d.      Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yang mereka lakukan dan rasakan di bawah bimbingan belajar.
Kedua, Nengly and Evaras, kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik. Ketiga, Robert S. Flaming, Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. Keempat, Harsono, kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. Kelima, J.Wiles & J.Bondi, Kurikulum ialah seperangkat nilai-nilai, yang digerakkan melalui suatu pengembangan proses kulminasi dalam pengalaman-pengalaman di kelas untuk murid-murid. Tingkat terhadap pengalaman tersebut merupakan suatu representasi yang benar terhadap cita-cita yang diimpikan ialah suatu fungsi langsung daripada efektivitas dari usaha-usaha pengembangan kurikulum.

B.       Latar Belakang Dibuat Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 pada hakikatnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Asumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bahwa kurikulum merupakan wadah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi . Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyatakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 kepada kurikulum 1984.Karena pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984, secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 adalah.
1.      Terdapat ketidak serasian antara meteri kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik.
2.      Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaan di sekolah.
3.      Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus di ajarkan hampir di setiap jenjang.
4.      Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas  termasuk pendidikan luar sekolah.
5.      Pengadaan program studi baru untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1984 mengutamakan penerapan pendekatan proses (process skill approach), tetapi faktor pencapaian tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar, mereka digiring untuk melakukan berbagai keterampilan proses (dari keterampilan proses dasar sampai kepada keterampilan proses terintegrasi) melalui “Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA) atau    Student Active Leaming (SAL). Kurikulum 1984  berorientasi kepada tujuan instruksional dengan berdasar pada pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992.

C.    Ciri – Ciri Dan Kebijakan  Penyusunan  Kurikulum 1984
a)         Ciri-ciri Kurikulum 1984
Atas dasar perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pendidikan dalam  kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, diperlukan perubahan kurikulum. kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memilki sebagai berikut:
a.       Berorientasi kepada tujuan institusional. Didasari dari pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,  sebelum memilih  atau menentukan  bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
b.      Pendekatan pengajaran berpusat pada anak didik Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman  belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
c.       Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral, spiral adalah pendekatan yang di gunakan adalah pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
d.      Menanamkan pengertian terlebih dahulu  sebelum diberikan latihan, konsep-konsep yang dipelajari siswa harus berdasarkan pengertian. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajari.
e.       Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan mental siswa, dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan kongkrit, semikongkret, semiabstrak dan abstrak, dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan dari yang mudah menuju ke yang sukar, dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
f.       Menggunakan pendekatan keterampilan proses, keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya.Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.

b)      Kebijakan Dalam Penyusunan Kurikulum 1984
Kebijakan dalam penyususnan kurikulum 1984 adalah sebagai berikut:
1)      Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti, kalau pada kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada kurikulum 1984 terdapat enam belasa mata pelajaran  inti, Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah: Agama, Pendidikan Moral Pancasila, pendidikan sejarah perjuangan bangsa , Bahasa dan sastra Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, biolagi, Matematika, Bahas Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan olah raga, Sejarah dunia dan Nasional.
2)      Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan dan bakat siswa.
3)      Perubahan program jurusan kalau semula pada kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA,IPS, Bahasa, maka dalam kurikulum 1984 jurusan di nyatakan dalam program A dan B, program A terdiri dari:
a.       A1, penekanan pada mata pelajaran fisika
b.      A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
c.       A3,penekanan  pada mata pelajarn Ekonomi
d.      A4,penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya
Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan kejuruan yang akan dapat menrjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat, Tetapi mengingat program B memerlukan sarana sekolah yang cukup , maka program ini untuk sementara ditiadakan
Penetapan kurikulum waktu pelaksanaan Kurikulum 1984 ini dilaksanakan secara bertahap dari kelas 1 SMA berturut – turut sampai berikutnya di kelas yang lebih rendah
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA-pun bermunculan.
D.    Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 1984
A.    Kelebihan
a.       Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif .Dalam hal ini siswa pembelajaran di kondisikan agar siswa sebagai pelaku yang akan beraktifitas secara kreatif dalam mengembangkan materi yang akan di pelajari.
b.      Guru sebagai fasilitator akan lebih tertantang.Dalam hal ini guru adalah fasilitator yang akan mengembangkan strategi mengajar yang lebih kreatif,karena dia wajib menyedikan umpan umpan dalam memberikan pengertian sebelum siswa termotivasi untuk menyelesaiakn latihan
c.       Terjadi komunikasi dua arah yang lebih representative.Dengan cara belajar siswa aktif akan terdorong tumbuhnya diskusi yang menuntut komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik.

B.     Kekurangan
a.       Isi dalam muatan kurang di perhatikan .Dalam hal ini proses pembelajaran hanya berfokus pada interaksi siswa dan pendidik sehingga sering terlupakan muatan pelajaran yang harus di sampaikan.
b.      Media alat peraga yang masih kurang dalam menunjang pembelajaran.













BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Perjalanan pendidikan dan kurikulumnya sepanjang sejarah bangsa Indonesia merdeka, menunjukkan praktek pendidikan tidak pernah lepas dari metode uji coba kebijaksanaan dibidang pendidikan. Begitu juga kurikuum 1984. Kurikulum ini menggambarkan tentang kesadaran Negara kita bahwa murid kita harus lebih aktif. Agar siswa dapat mendapatkan pembelajaran yang ada disekitar. Kelemahan yang sangat jelas adalah kesulitan membuat media karena pada jamannya media penunjangpun masih kurang. Tapi pada dasarnya konsep kurikulum ini sudah sangat bagus.
Pada kurikulum ini juga sebenarnya sudah mengacu pada kebutuhan masyarakat. Tinggal pengembangan pada akhirnya akan menyempurnakan. Sayangnya pemerintah sangat cepat mengubah kurikulum tanpa dilakukan riset yang mendalam. Karena sampai saat ini kurikulum yang ada hamper mirip secara konsep dasar..

B.     Saran
Hendaknya  perubahan kurikulum dihindari karena hanya akan membuat pendidikan kita semakin merosot. Karena dimana Negara lain mulai maju dengan kurikulum yang dibangun, Negara kita masih sibuk beradaptasi.









DAFTAR PUSTAKA
Nasution, S., Azas – Azas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.
Rahmadhi, Slamet, Masalha pendidikan di Indonesia, Jakarta : CV Miswar, 1989.
Http://Lonsani.Wordpress.com (diakses 19 November 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sialahkan Ungkapkan Perasaan Kalian