I.
Pendahuluan
Pada saat ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting
dalam masyarakat. Bahkan pemerintah menganggarkan 20% Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) untuk pendidikan. Banyak hal yang menunjang dalam pendidikan kita
sehingga bisa menjadi lebih baik. Dan semua komponen itu saling berkaitan tapi
ujung tombak bidang pendidikan adalah disekolah. Dalam sekolah terdapat
beberapa kompo
nen didalamnya. Salah satunya administrasi atau sistem manajemen pendidikan.
nen didalamnya. Salah satunya administrasi atau sistem manajemen pendidikan.
Administrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu administrasi lainnya . Perbedaan
administasi pendidikan dengan administrasi lainnya terletak pada
prinsip-prinsip operasionalnya. Setiap kegiatan di dalam proses administrasi
pendidikan di arahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
tergambar dalam kurikulum sekolah masing-masing. Adanya unsur tujuan ini
menimbulkan perlunya pengadministrasian pelaksanaan kurikulum yang menjadi
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah bersama guru-guru dan pegawai sekolah
lainnya. Dalam pendidikan ini diperluakan pula adanya koordinasi dan
pengawasan atau supervisi yang baik dari pimpinan Salah satunya adalah manajemen kurikulum. Manajemen
kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum
tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam
bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan
dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah
satu dari variabel kurikulum dalam sekolah tidak berfungsi dengan baik maka
sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam
pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh
komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan
manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan
proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang
yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen yang baik
untuk mengurus kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang
penerapan manajemen kurikulum dalam sekolahan.
Karena sekarang ini banyak sekali sekolah yang
mengabaikan hal itu. Mereka menganggap masalah manajemen kurikulum bukanlah hal
yang riskan yang harus dipegang oleh orang yang berpengalaman atau setidaknya
mempunyai ilmunya. Padahal banyak yang bersangkutan dalam hal kurikulum. Dari
mulai pengaturan jadwal, memilah dan memilih materi dan pembagian jam mengajar
serta menyesuaikan porsi pembelajaran siswa setiap harinya disekolah. Itu
adalah hal yang vital dalam sekolah, terutama sekolah yang swasta dimana
pelayanan dan output yang menjadi patokan sebagai penilaian sekolah tersebut.
Karena ini kami mencoba membahas sistem manajemen kurikulum pada sekolahan agar
sebagai bahan pertimbangan ataupun referensi bagi sekolah yang membutuhkan.
II. Pemahaman Dasar
Manajemen Kurikulum di Sekolah
A.
Pengertian
Manajemen kurikulum dalam sekolah adalah sebuah proses atau
sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum dalam sekolah yang sudah
dirumuskan. Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen
yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur
pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus
menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Dalam
proses manajemen kurikulum disekolah tidak lepas dari kerjasama sosial antara
dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang
mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif
dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum
yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum didaerah harus
berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dengan
pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks
desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi
kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum
menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan
standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga
sekolah dan madrasah terkait.
Karena dengan begitu diharapkan sekolah atau madrasah terkait
bisa mengolah dan menyusun kurikulum dengan baik sehingga mampu menyesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Karena pada dasarnya keragaman siswa
dalam sebuah sekolah membuat kita harus pintar berinovasi terutama dalam
menyusun kurikulum.
B.
Wilayah Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para
ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa ini tidak hanya membahas
tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan
yang dilaksanakan dalam pendidikan. Serta cara penerapannya dalam sistem disekolahan.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam,
maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1.
manajemen perencanaan, Perencanaan tidak lain
merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut
2.
manajemen pelaksanaan kurikulum.
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan
yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
3.
pemantauan dan penilaian kurikulum
adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan
4.
perbaikan kurikulum
5.
desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen
kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini
dikarenakan proses manajemen kurikulum
seperti mempunyai dampak terbesar dalam sekolahan dan berdampak pada
berbagai sistem yang lain. Semua proses dilakukan secara berurutan dan slalu
ada perbaikan agar menjadi lebih baik untuk meningkatkan hasil output yang akan
didapatkan. Semua komponen juga harus ditingkatkan secara bertahap. Karena dalam
sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu
sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir,
dan berkesinambungan. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya
memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban
tugas untuk mencapai suatu tujuan. Wawasan kepala sekolah dan guru dalam mendidik dan mengajar
siswa akan lebih matang bila kepala sekolah dan guru memiliki berbagai
pengetahuan yang mendalam. Memiliki pengetahuan tentang fungsi pendidikan
secara mendalam dan memahaminya dengan baik akan memberikan nuansa yang berbeda
dengan tanpa pengetahuan tersebut. Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-ubah
yang diberikan kepada fungsi pendidikan, tujuan pendidikan, berasal dari empat
fungsi dasar pendidikan, yaitu :
1. Pengembangan individu yang meliputi
aspek-aspek hidup pribadi etis, estetis, emosional, fisis.
2. Pengembangan cara berpikir dan
teknik penyelidikan yang berkenaan dengan kecerdasan yang terlatih.
3. Pemindahan warisan budaya,
menyangkut nilai-nilai sivik dan moral bangsa.
4. Pemenuhan kebutuhan sosial yang
vital yang menyumbang kepada kesejahteraan ekonomi, sosial, politik, dan
lapangan kerja.
C.
Pokok dan Keutamaan Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum disekolah adalah sebagai berikut:
1.
Produktivitas yaitu hasil
yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan.
Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan
tujuan manajemen kurikulum. Karena pada dasarnya sukses dan tidaknya sekolah
dapat dilihat lewat output peserta didiknya.
2.
Demokratisasi yaitu proses manajemen kurikulum harus
berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik disekolah pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Jadi tidak ada tumpang tindih
pekerjaan atau tidak ada salah pemahaman atas semua posisi. Jadi semua bisa
bekerja dengan optimal pada posisisnya masing – masing.
3.
Kooperatif yaitu agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat
tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari
berbagai pihak yang terkait disekolah dan wali murid. Jadi mulai dari pihak
kepala sekolah sampai staff serta orang tua harus saling kerja sama dan saling
member masukan atau saran yang membangun agar proses manajemen maksimal.
4.
Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus
dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan
manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya
tenaga, biaya, dan waktu. Jadi setiap manajemen kurikulum meminimalkan membuang
hal yang sia – sia. Semua lebih efisisen tap juga harus lebih tepat sasaran.
Adapun fungsi-fungsi dari manajemen
kurikulum adalah sebagai berikut:
1)
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum,
karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan
pengelolaan yang terencana.
2)
Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3)
Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa
karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
4)
Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan
melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
III.
Kegiatan Manajemen
Kurikulum
A.
Manajemen Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang
kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan
untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek
penyajian kunci dalam menyajikan kurikulum kepada siswa. Sebagaimana pada
umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi secara
cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang
pengetahuan yang sedang berkembangan, lingkungan sosial serta psikologis
peserta didik dalam menyusun jadwal pelajaran. Serta menambah atau mengurangi
porsi materi yang diberikan kepada siswa sesuai kebutuhan.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian,
tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan,
sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan
perencanaan yang matang akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem
pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Seperti kata bijak “ If you fail to plan, you plan to fail”,
yaitu jika kamu gagal merencanakan maka kamu seperti halnya kamu berencana
untuk gagal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi
kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran,
mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi
kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1)
Penyusunan kalender pendidikan,
penyusunan berfungsi untuk mengatur
penyampaian kurikulum dalam pembelajaran. sehingga tepat waktu. Tidak
terburu – buru tapi juga tidak terlalu lambat. Jadi mempunyai batasan.
2)
Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas Pkn, IPS, Bahasa
Indonesia, IPA, matematika, dan lain-lain. Serta bidang moral atau sikap yang
ingin ditanamkan seperti tanggung jawab, sopan santun dan lain – lain (dalam
kurikulum 2013).
3)
Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber
dari bidang-bidang tersebut yang dikembangkan secara maksimal tapi tetap
disesuaikan dengan tuntutan program. Agar tetap mempunyai batasan dalam
pengembangan jadi tidak terlalu luas.
4)
Penyusunan program tahunan dan program
semester, penyusunan prota dan promes sangat penting agar para pengajar tahu
tanggung jawab yang harus diemban selama setahun ke depan.
5)
Penyusunan Silabus dan rencana
pembelajaran (RPP), penyusunan ini sebagai tindak lanjut mendalam untuk
melaksanakan prota dan promes, lengkap dengan waktu, metode, dan prosesnya.
6)
Pembagian tugas mengajar dan tugas lain,
ini sangat penting agar tidak terjadi yang namanya tumpang tindih kerja. Jadi
setiapa pengajar mempunyai tanggung jawab masing – masing.
7)
Penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan
ini juga mempertimbangkan psikologis dan kemampuan siswa, pengelompokan
pelajaran harian sangat vital. Bagaimana mengatur agar tidak ada hari dimana
semua mata pelajaran berat berkumpul menjadi satu.
8)
Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan,
ini untuk mengatur jadwal agar untuk perbaikan jangan sampai terlalu menyita
jadwal mengajar.
9)
Penyusunan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler, tugas managemen kurikulum untuk mengatur jadwal agar selain
membuat anak menjadi semangat dalam mengikuti tapi tidak mengganggu proses
belajar mengajar. Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam
ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu
menurut pandangan modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak
ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman
pendidikan bagi siswa adalah kurikulum
10)
Pengaturan pembukaan tahun ajaran baru,
pada proses ini manajemen kurikulum menentukan waktu yang tepat untuk pembukaan
tahun ajaran baru tentunya sesuai dengan kalander pembelajaran yang disepakati.
11)
Supervisi pelaksanaan pembelajaran,
pelaksanaan evalusi tahunan untuk melihat sejauh mana perkemangan dan peeran
dari manajemen, mana yang harus dirubah, mana juga yang harus ditingkatkan.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa
kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi
juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya
saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan
menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap
sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan
adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman. Meski sebenarnya banyak
halyang bersangkutan dengan kurikulum selain hanya materi ajal. Karena itu
sekarang ada kurikulum 2013 yang selain menekankan pada materi ajar juga
menekan pada perkembangan moral, sikap dan mental siswa. Agar kelak menjadi
orang yang bijak dalam memilih pergaulan, serta memilah mana yang harus ditiru
mana yang harus dijauhi. Ini hal yang penting mengingat perkembangan media
suadh secanggih ini. Pergaulan bebas sudah menjamur.
Karena itu konteks permasalahan yang nyata dalam manajemen
ini terletak pada bagaimana menyisipkan semua pesan moral didalam materi ajar
dimana sebenarnya sudah digambarkan secara umum dalam kurikulum 2013.
Tergantung strategi managemen kurikulum disekolah untuk membuatnya lebih
efektif dan mengena kepada siswa.
B.
Pengorganisasian dan Pelaksanaan Manajemen Kurikulum
Manajemen
pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan semua tindakan yang
berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan
terlaksana. Pembagian tugas tentu saja dilakukan dengan teliti agar semua yang
dibagikan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Karena itu pemilihan orang yang
tepat sebagai pengemban tanggung jawab dalam manajemen kurikulum ini merupakan
hal yang sangat penting.
Dalam manajemen
pelaksanaan kurikulum bertujuan utama supaya kurikulum dapat terlaksana dengan
baik. Jadi semua kurikulum secara umum dari pemerintah ditata kembali oleh
menejemen kurikulum disekolah agar sesuai dengan kebutuhan siswa, dan sesuai
dengan moral serta psikologis siswa ketika menyusunnya. Dalam hal ini manajemen
bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya
kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Sehingga anak menjadi lebih tenang
serta wali murid mendapatkan hasil yang maksimal dalam perkembangan anaknya.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
A.
Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini
langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya
kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan
kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung
disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan
tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk
pencapaian tujuan kurikulum. Tapi akhir – akhir ini banyak sekolah yang
mempunyai wakil kepala sekolah yang membidangi kurikulum. Jadi semua hal yang
berkenaan dengan kurikulum dia yang mengatur tentu dengan persetujuan
kepala sekolah. Karena inilah diharapkan
pihak sekolah harus benar – benar memahami manajemen kurikulum yang benar.
Sehigga meski suatu saat kepala sekolah tidak bisa mendampingi sistem itu akan
berjalan dengan sendirinya.
B.
Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini
dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi;
a.
Kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar. Pada proses
ini guru mengaplikasikan kurikulum dan jadwal pelajaran melalui metode dan
model yang menuntut inovasi dari guru agar kurikulum dapat tersampaikan dengan
baik tapi tetap sesuai batasan.
b.
Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar
ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah. Pembinaan ini menunjang
kemampuan siswa dan meningkatkan kreatifitas siswa sehingga siswa dapat
meningkatkan motivasi serta menghilangkan rasa jenuh dalam pembelajaran sehari
– hari.
c.
Kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan
masalah. Kegiatan ini juga berfungsi meningkatkan kemampuan siswa secara jelas.
Jadi dikembangkan sesuai kemampuan.
C.
Pemantauan dan Penilaian Manajemen Kurikulum
Pemantauan
kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan
lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau
ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di
dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan
ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang
yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari
perencanaan sampai mengevaluasinya. Kalu disekolah biasanya ada yang disebut
pengawas sekolah. Sayangnya beliau kadang bukan khusus dari ahli kurikulum.
Jadi pemantauan pada bidang kurikulum kurang diperhatikan.
Secara garis besar
pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam penjelasan
praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1.
Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar,
prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan
kesulitan yang dihadapi. Serta memantau bagaimana prestasi siswa, juga memantau
bagaimana dari sisi minat belajar siswa.
2.
Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung
jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional,
dan loyalitas terhadap atasan.
3.
Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang
digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan
media.
D.
Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu
statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini
dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang
menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan.
Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan
masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Karena
itu seaku pihak sekolah diharapkan menerima semua saran dan kritik dari orang
tua atau lingkungan sekitar demi perbaikan kurikulum.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk.
Kriteria proses menitikberatkan pada seberapa efektif pelaksanaan kurikulum dan
sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan
yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya
manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru,
siswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Semua mempunayai
andil yang sangt besar mulai proses pebentukan, proses, evaluasi sampai
perbaikan kurikulum. Mereka mempunyai tanggung jawab masing – masing terhadap
perkembangan kurikulum. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara
jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan
program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang
akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional. Tindakan-tindakan
yang dilakukan dalam perbaikan:
a.
Mengidentifikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk
mengetahui tujuan. Karena dengan kita mengetahui mmasalah utama kita akan bisa
memikirkan tindak lanjut macam apa yang tepat.
b.
Mengumpulkan fakta atau informasi tambahan. Ini berfungsi
sebagai pendukung kegiatan evaluasi. Jadi kita mempunyai gambaran lebih jelas
tentang apa yang menjadi sumbber masalah.
c.
Mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang
optimal dan diharapkan. Tentunya dengan menunjukkan kemungkinan – kemungkinan
yang terjadi ketika pengambilan langgkah itu terjadi.
d.
Memilih pemecahan sebagai percobaan. Setelah dipilih maka
pemecahan yang dipilih akan dicobakan kepada masalah itu.
e.
Merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan
penyelesaian. Dengan program dan perencanaan yang jelas.
f.
Melakukan solusi percobaan.
g.
Evaluasi.
E.
Faktor pendukung dan penghambat Manajemen Kurikulum
Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap
proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemukakan dibawah ini:
1. Faktor peserta
didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesin
sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan
berpusat pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada
peserta didik. Karena itu peserta didik berpengaruh langsung kepada sukses atau
tidaknya kurikulum serta manajemennya. Harapannya murid bisa aktif dalam
berpendapat jadi para evaluator tau apa yang kurang dalam manajemen itu.
2.
Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena
kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat
yang berbeda-beda. Karena itu dibutuhkan orang yang peka dengan keadaan sekiar
yang memegang manajemen kurikulum. Karena setiap kebijakan juga harus
memikirkan keadaan lingkungan.
3. Faktor politik
dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang
melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Ini menjadi
pertimbangan yang cukup penting karena kebijakan politik juga berimbas pada
kebijakan pendidikan.
4. Faktor ekonomi
dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang cukup besar
karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola
pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari
pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan (di sekolah-sekolah).
5. Faktor perkembangan
teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah
satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola pikir
masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga
dituntut untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi didalam masyarakat. Karena seperti yang dijelaskan diatas bahwa
kurikulum harus berubah secara teratur sejalan dengan prkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk menciptakan suatu
individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga tertanam sebuah
keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat menunjang kehidupan dirinya
sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan
pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah
tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada
manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari:
a.
Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik
yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya. Jadi
pada praktik dilapangan banyak penyimpangan dari tujuan awal kurikulum itu.
Bisa disebabkan guru yang belum siap pada kurikulum itu. Bisa juga anak dan
lingkungan yang tidak siap.
b.
Keterbatasan akan sarana dan prasarana. Ini sebagai hambatan
nyata yang ada di Negara kita sekarang. Bagaimana tidak didaerah terpelosok
jangankan media, disana aja sekolah gedungnya masih seadanya, sepatupun tak
punya. Seharusnya pemerintah fokus pada mereka yang tertinggal, bukan hanya
pada mereka yang sudah maju.
c.
Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat
kedisiplinan cukup rendah. Murid bagaikan sebuah tanaman jika tidak diatur
sejak kecil dia akan tumbuh liar dan tidak teratur.
d.
Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan
bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan
pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran. Karena sekarang banyak sekali
pegawai negeri sipil yang dengan mudah dirubah statusnya menjadi guru sd.
Karena itu kualitas pendidikan Negara ini tidak akan maju jika sistem seperti
ini tetap berjalan.
IV.
Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang
bercabang dari kurikulum. Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik,
akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah
dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan
yang dapat dilihat dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi
sumber daya akan dengan mudah terwujudkan
Manajemen
Kurikulum juga merupakan segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan
pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar
mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat
diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan
kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Karena itu
hendaknya manajemen kurikulum mulaai dipandang serius karena ini adalah hal
yang sangat penting untuk pendidikan kita. Apalagi disekolah, karena seperti
pembahasan awal sekolah merupakan ujung tombak perjuangan untuk memperbaiki
pendidikan dibangsa ini. Banyak sekali hal yang seharusnya diperhatikan dan
perbaikan dalam manajemen kurikulum yang ada sekarang pada sekolah. Besar
harapannya para lulusa teknologi pendidikn lebih bisa dimanfaatkan untuk
menunjang keefektifan dalam mengendalikan mutu manajemen kurikulum disekolah.
Karena Negara ini akan bisa mulai berkembang dengan baik ketika menempatkan
orang tepat dan terbaik, ditempat terbaik untuknya. Maksudnya tempat terbaik
adalah tempat yang sesuai dan benar – benar membutuhkan.
Casinomeister Review 2021 - DrMCD
BalasHapusCasino Software: Live Casino; 경상남도 출장샵 Licence: Malta; Slot Machine Games: 군포 출장샵 Video 용인 출장샵 Poker; 충청북도 출장마사지 Mobile Casino Games: Slots; Roulette; Bingo; Games: 3D 시흥 출장마사지