Selasa, 31 Maret 2015

SISTEM MANAJEMEN KURIKULUM DI SEKOLAH



I.          Pendahuluan
Pada saat ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam masyarakat. Bahkan pemerintah menganggarkan 20% Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan. Banyak hal yang menunjang dalam pendidikan kita sehingga bisa menjadi lebih baik. Dan semua komponen itu saling berkaitan tapi ujung tombak bidang pendidikan adalah disekolah. Dalam sekolah terdapat beberapa kompo
nen didalamnya. Salah satunya administrasi atau sistem manajemen pendidikan.
 Administrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu administrasi lainnya . Perbedaan administasi pendidikan dengan administrasi lainnya terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya. Setiap kegiatan di dalam proses administrasi pendidikan di arahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tergambar dalam kurikulum sekolah masing-masing. Adanya unsur tujuan ini menimbulkan perlunya pengadministrasian pelaksanaan kurikulum yang menjadi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah bersama guru-guru dan pegawai sekolah lainnya. Dalam pendidikan  ini diperluakan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisi yang baik dari pimpinan Salah satunya adalah manajemen kurikulum. Manajemen kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum  akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum dalam sekolah tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen yang baik untuk mengurus kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang penerapan manajemen kurikulum dalam sekolahan.
Karena sekarang ini banyak sekali sekolah yang mengabaikan hal itu. Mereka menganggap masalah manajemen kurikulum bukanlah hal yang riskan yang harus dipegang oleh orang yang berpengalaman atau setidaknya mempunyai ilmunya. Padahal banyak yang bersangkutan dalam hal kurikulum. Dari mulai pengaturan jadwal, memilah dan memilih materi dan pembagian jam mengajar serta menyesuaikan porsi pembelajaran siswa setiap harinya disekolah. Itu adalah hal yang vital dalam sekolah, terutama sekolah yang swasta dimana pelayanan dan output yang menjadi patokan sebagai penilaian sekolah tersebut. Karena ini kami mencoba membahas sistem manajemen kurikulum pada sekolahan agar sebagai bahan pertimbangan ataupun referensi bagi sekolah yang membutuhkan.

II. Pemahaman Dasar Manajemen Kurikulum di Sekolah
A.        Pengertian
Manajemen kurikulum dalam sekolah adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum dalam sekolah yang sudah dirumuskan. Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.  Dalam proses manajemen kurikulum disekolah tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum didaerah harus berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dengan pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah terkait.
Karena dengan begitu diharapkan sekolah atau madrasah terkait bisa mengolah dan menyusun kurikulum dengan baik sehingga mampu menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Karena pada dasarnya keragaman siswa dalam sebuah sekolah membuat kita harus pintar berinovasi terutama dalam menyusun kurikulum.

B.         Wilayah Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan. Serta cara penerapannya dalam sistem disekolahan.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1.      manajemen perencanaan, Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut
2.      manajemen pelaksanaan kurikulum. merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
3.      pemantauan dan penilaian kurikulum adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
4.      perbaikan kurikulum
5.      desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan proses manajemen kurikulum  seperti mempunyai dampak terbesar dalam sekolahan dan berdampak pada berbagai sistem yang lain. Semua proses dilakukan secara berurutan dan slalu ada perbaikan agar menjadi lebih baik untuk meningkatkan hasil output yang akan didapatkan. Semua komponen juga harus ditingkatkan secara bertahap. Karena dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan. Wawasan kepala sekolah dan guru dalam mendidik dan mengajar siswa akan lebih matang bila kepala sekolah dan guru memiliki berbagai pengetahuan yang mendalam. Memiliki pengetahuan tentang fungsi pendidikan secara mendalam dan memahaminya dengan baik akan memberikan nuansa yang berbeda dengan tanpa pengetahuan tersebut. Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-ubah yang diberikan kepada fungsi pendidikan, tujuan pendidikan, berasal dari empat fungsi dasar pendidikan, yaitu :
1.      Pengembangan individu yang meliputi aspek-aspek hidup pribadi etis, estetis, emosional, fisis.
2.      Pengembangan cara berpikir dan teknik penyelidikan yang berkenaan dengan kecerdasan yang terlatih.
3.      Pemindahan warisan budaya, menyangkut nilai-nilai sivik dan moral bangsa.
4.      Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital yang menyumbang kepada kesejahteraan ekonomi, sosial, politik, dan lapangan kerja.

C.       Pokok dan Keutamaan Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum disekolah adalah sebagai berikut:
1.      Produktivitas  yaitu hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum. Karena pada dasarnya sukses dan tidaknya sekolah dapat dilihat lewat output peserta didiknya.
2.      Demokratisasi yaitu proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik disekolah pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Jadi tidak ada tumpang tindih pekerjaan atau tidak ada salah pemahaman atas semua posisi. Jadi semua bisa bekerja dengan optimal pada posisisnya masing – masing.
3.      Kooperatif yaitu agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait disekolah dan wali murid. Jadi mulai dari pihak kepala sekolah sampai staff serta orang tua harus saling kerja sama dan saling member masukan atau saran yang membangun agar proses manajemen maksimal.
4.      Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu. Jadi setiap manajemen kurikulum meminimalkan membuang hal yang sia – sia. Semua lebih efisisen tap juga harus lebih tepat sasaran.
Adapun fungsi-fungsi dari manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1)      Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.
2)      Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3)      Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
4)      Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

III.          Kegiatan Manajemen Kurikulum
A.           Manajemen Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci dalam menyajikan kurikulum kepada siswa. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang pengetahuan yang sedang berkembangan, lingkungan sosial serta psikologis peserta didik dalam menyusun jadwal pelajaran. Serta menambah atau mengurangi porsi materi yang diberikan kepada siswa sesuai kebutuhan.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan yang matang akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Seperti kata bijak “ If you fail to plan, you plan to fail”, yaitu jika kamu gagal merencanakan maka kamu seperti halnya kamu berencana untuk gagal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1)      Penyusunan kalender pendidikan, penyusunan berfungsi untuk mengatur  penyampaian kurikulum dalam pembelajaran. sehingga tepat waktu. Tidak terburu – buru tapi juga tidak terlalu lambat. Jadi mempunyai batasan.
2)      Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas Pkn, IPS, Bahasa Indonesia, IPA, matematika, dan lain-lain. Serta bidang moral atau sikap yang ingin ditanamkan seperti tanggung jawab, sopan santun dan lain – lain (dalam kurikulum 2013).
3)      Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut yang dikembangkan secara maksimal tapi tetap disesuaikan dengan tuntutan program. Agar tetap mempunyai batasan dalam pengembangan jadi tidak terlalu luas.
4)       Penyusunan program tahunan dan program semester, penyusunan prota dan promes sangat penting agar para pengajar tahu tanggung jawab yang harus diemban selama setahun ke depan.
5)      Penyusunan Silabus dan rencana pembelajaran (RPP), penyusunan ini sebagai tindak lanjut mendalam untuk melaksanakan prota dan promes, lengkap dengan waktu, metode, dan prosesnya.
6)      Pembagian tugas mengajar dan tugas lain, ini sangat penting agar tidak terjadi yang namanya tumpang tindih kerja. Jadi setiapa pengajar mempunyai tanggung jawab masing – masing.
7)      Penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan ini juga mempertimbangkan psikologis dan kemampuan siswa, pengelompokan pelajaran harian sangat vital. Bagaimana mengatur agar tidak ada hari dimana semua mata pelajaran berat berkumpul menjadi satu.
8)      Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan, ini untuk mengatur jadwal agar untuk perbaikan jangan sampai terlalu menyita jadwal mengajar.
9)      Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler, tugas managemen kurikulum untuk mengatur jadwal agar selain membuat anak menjadi semangat dalam mengikuti tapi tidak mengganggu proses belajar mengajar.  Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum
10)  Pengaturan pembukaan tahun ajaran baru, pada proses ini manajemen kurikulum menentukan waktu yang tepat untuk pembukaan tahun ajaran baru tentunya sesuai dengan kalander pembelajaran yang disepakati.
11)  Supervisi pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evalusi tahunan untuk melihat sejauh mana perkemangan dan peeran dari manajemen, mana yang harus dirubah, mana juga yang harus ditingkatkan.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman. Meski sebenarnya banyak halyang bersangkutan dengan kurikulum selain hanya materi ajal. Karena itu sekarang ada kurikulum 2013 yang selain menekankan pada materi ajar juga menekan pada perkembangan moral, sikap dan mental siswa. Agar kelak menjadi orang yang bijak dalam memilih pergaulan, serta memilah mana yang harus ditiru mana yang harus dijauhi. Ini hal yang penting mengingat perkembangan media suadh secanggih ini. Pergaulan bebas sudah menjamur.
Karena itu konteks permasalahan yang nyata dalam manajemen ini terletak pada bagaimana menyisipkan semua pesan moral didalam materi ajar dimana sebenarnya sudah digambarkan secara umum dalam kurikulum 2013. Tergantung strategi managemen kurikulum disekolah untuk membuatnya lebih efektif dan mengena kepada siswa.

B.                 Pengorganisasian dan Pelaksanaan Manajemen Kurikulum
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Pembagian tugas tentu saja dilakukan dengan teliti agar semua yang dibagikan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Karena itu pemilihan orang yang tepat sebagai pengemban tanggung jawab dalam manajemen kurikulum ini merupakan hal yang sangat penting.  
Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan utama supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Jadi semua kurikulum secara umum dari pemerintah ditata kembali oleh menejemen kurikulum disekolah agar sesuai dengan kebutuhan siswa, dan sesuai dengan moral serta psikologis siswa ketika menyusunnya. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Sehingga anak menjadi lebih tenang serta wali murid mendapatkan hasil yang maksimal dalam perkembangan anaknya.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
A.    Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum. Tapi akhir – akhir ini banyak sekolah yang mempunyai wakil kepala sekolah yang membidangi kurikulum. Jadi semua hal yang berkenaan dengan kurikulum dia yang mengatur tentu dengan persetujuan kepala  sekolah. Karena inilah diharapkan pihak sekolah harus benar – benar memahami manajemen kurikulum yang benar. Sehigga meski suatu saat kepala sekolah tidak bisa mendampingi sistem itu akan berjalan dengan sendirinya.
B.     Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi;
a.         Kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar. Pada proses ini guru mengaplikasikan kurikulum dan jadwal pelajaran melalui metode dan model yang menuntut inovasi dari guru agar kurikulum dapat tersampaikan dengan baik tapi tetap sesuai batasan.
b.        Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah. Pembinaan ini menunjang kemampuan siswa dan meningkatkan kreatifitas siswa sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi serta menghilangkan rasa jenuh dalam pembelajaran sehari – hari.
c.         Kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah. Kegiatan ini juga berfungsi meningkatkan kemampuan siswa secara jelas. Jadi dikembangkan sesuai kemampuan.
C.     Pemantauan dan Penilaian Manajemen Kurikulum
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya. Kalu disekolah biasanya ada yang disebut pengawas sekolah. Sayangnya beliau kadang bukan khusus dari ahli kurikulum. Jadi pemantauan pada bidang kurikulum kurang diperhatikan.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam penjelasan praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1.      Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Serta memantau bagaimana prestasi siswa, juga memantau bagaimana dari sisi minat belajar siswa.
2.      Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
3.      Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.

D.      Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Karena itu seaku pihak sekolah diharapkan menerima semua saran dan kritik dari orang tua atau lingkungan sekitar demi perbaikan kurikulum.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada seberapa efektif pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur  perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Semua mempunayai andil yang sangt besar mulai proses pebentukan, proses, evaluasi sampai perbaikan kurikulum. Mereka mempunyai tanggung jawab masing – masing terhadap perkembangan kurikulum. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan:
a.       Mengidentifikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan. Karena dengan kita mengetahui mmasalah utama kita akan bisa memikirkan tindak lanjut macam apa yang tepat.
b.      Mengumpulkan fakta atau informasi tambahan. Ini berfungsi sebagai pendukung kegiatan evaluasi. Jadi kita mempunyai gambaran lebih jelas tentang apa yang menjadi sumbber masalah.
c.       Mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan. Tentunya dengan menunjukkan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi ketika pengambilan langgkah itu terjadi.
d.      Memilih pemecahan sebagai percobaan. Setelah dipilih maka pemecahan yang dipilih akan dicobakan kepada masalah itu.
e.       Merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian. Dengan program dan perencanaan yang jelas.
f.       Melakukan solusi percobaan.
g.      Evaluasi.

E.       Faktor pendukung dan penghambat Manajemen Kurikulum
Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemukakan dibawah ini:
1.      Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Karena itu peserta didik berpengaruh langsung kepada sukses atau tidaknya kurikulum serta manajemennya. Harapannya murid bisa aktif dalam berpendapat jadi para evaluator tau apa yang kurang dalam manajemen itu.
2.      Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. Karena itu dibutuhkan orang yang peka dengan keadaan sekiar yang memegang manajemen kurikulum. Karena setiap kebijakan juga harus memikirkan keadaan lingkungan.
3.      Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Ini menjadi pertimbangan yang cukup penting karena kebijakan politik juga berimbas pada kebijakan pendidikan.
4.      Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan (di sekolah-sekolah).
5.      Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola pikir masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat. Karena seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurikulum harus berubah secara teratur sejalan dengan prkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk menciptakan suatu individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari:
a.       Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya. Jadi pada praktik dilapangan banyak penyimpangan dari tujuan awal kurikulum itu. Bisa disebabkan guru yang belum siap pada kurikulum itu. Bisa juga anak dan lingkungan yang tidak siap.
b.      Keterbatasan akan sarana dan prasarana. Ini sebagai hambatan nyata yang ada di Negara kita sekarang. Bagaimana tidak didaerah terpelosok jangankan media, disana aja sekolah gedungnya masih seadanya, sepatupun tak punya. Seharusnya pemerintah fokus pada mereka yang tertinggal, bukan hanya pada mereka yang sudah maju.
c.       Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah. Murid bagaikan sebuah tanaman jika tidak diatur sejak kecil dia akan tumbuh liar dan tidak teratur.
d.      Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran. Karena sekarang banyak sekali pegawai negeri sipil yang dengan mudah dirubah statusnya menjadi guru sd. Karena itu kualitas pendidikan Negara ini tidak akan maju jika sistem seperti ini tetap berjalan.

 IV.            Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum. Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik, akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan dengan mudah terwujudkan
Manajemen Kurikulum juga merupakan segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian tujuan pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Karena itu hendaknya manajemen kurikulum mulaai dipandang serius karena ini adalah hal yang sangat penting untuk pendidikan kita. Apalagi disekolah, karena seperti pembahasan awal sekolah merupakan ujung tombak perjuangan untuk memperbaiki pendidikan dibangsa ini. Banyak sekali hal yang seharusnya diperhatikan dan perbaikan dalam manajemen kurikulum yang ada sekarang pada sekolah. Besar harapannya para lulusa teknologi pendidikn lebih bisa dimanfaatkan untuk menunjang keefektifan dalam mengendalikan mutu manajemen kurikulum disekolah. Karena Negara ini akan bisa mulai berkembang dengan baik ketika menempatkan orang tepat dan terbaik, ditempat terbaik untuknya. Maksudnya tempat terbaik adalah tempat yang sesuai dan benar – benar membutuhkan.

1 komentar:

  1. Casinomeister Review 2021 - DrMCD
    Casino Software: Live Casino; 경상남도 출장샵 Licence: Malta; Slot Machine Games: 군포 출장샵 Video 용인 출장샵 Poker; 충청북도 출장마사지 Mobile Casino Games: Slots; Roulette; Bingo; Games: 3D 시흥 출장마사지

    BalasHapus

Sialahkan Ungkapkan Perasaan Kalian