Minggu, 10 Juni 2018

5,5 tahun (part 1)

(Tulisan seadaanya,gak mau terlalu formal,takut nyaingin motivator kelas 1 heheheh)

Kisah ini berawal sekitar oktober 2012. Aku mengawali kelulusan kuliah dengan berkerja disebuah lembaga pendidikan dimana lembaga itu mengharuskan aku mengajar anak SD. Disitu aku mengambil satu point yaitu aku benci mengajar anak SD karena menghabiskan banyak tenaga. Bulan tu juga berdekatan dengan moment lebaran sekitar bulan september. Tahun itu ada selisih antara pemerintah dan muhammadiyah. Muhammadiyah mengambil tanggal lebaran berbeda dengan pemerintah. Pada saat itu aku yang masih awam langsung berkomentar macem - macem dan langsung gak suka dengan muhammadiyah. Itu bulan oktober 2012

Dan ternyata dibulan januari 2013 aku bekerja di SD Muhammadiyah 1 ngawi. Ya Allah gini amat yaaaa nasibku bicaraku pada spion motorku pas otw kerja. Yah intinya aku masuk kerja disitu karena ibu pengene aku kerja deket rumah aja biar aman gitu. Awal masuk kerja aku memakai celana diskon matahari dan baju harga 45 rb beli ditoko dingawi dimana baju tu kembar persis dengan muzaki (teman SMA yang hilang antah berantah tanpa kabar bertemu didunia kerja). Sama - sama guru baru dan sama - sama belajar menyukai anak SD dan Muhammadiyah.

Disitu aku kenal misbah teman yang sangat perfectionis yang juga guru baru. Yah kami bertiga masuk pas OPM ( Olimpiade Pelajar Muhammadiyah). Moment tu mengharuskan kami lembur sampai dini hari setiap hari selama sekitar 1 minggu. Ya Rabb... Rasanya kok jadi makin beraaaat ini kerja kataku pada karet nasi goreng konsumsi lembur.

Meski kucoba awalnya sulit suka sama dunia kerja ini,disitulah aku kenal mas hanan, mas novan n mas hari yah mereka bertiga bikin aku tertawa terus sampai rasane kok ya betah disini lama - lama apalagi ada mas ibnu yng slalu ngasih suport. Yah dalam hati berkata jalani dl saja sampai nanti dapat kerja tempat lain.

Hari berganti dan guru baru silih berganti datang dan pergi. Mengajar di SD muhammadiyah itu memang membutuhkan dedikasi dan semangat kerja yang super tinggi. Dan aku....aku ini sangat semangat orangnya cuma ya tu awal masuk sudah gak suka jadi butuh waktu lama penyesuaiannya.

Sekitar 1 tahun aku adaptasi. Pada tahun kedua semuanya terasa lebih mudah. Tapi ya namanya hidup slalu ada ujian. Tahun kedua aku mengajar kelas 1. Ya Allah kok yaaa kelas 1 gitu. Tapi ya ternyata seru juga mengajari anak yang penjumlahan saja harus meminjam kaki temannya untuk bantu menghitung. Mulai deh rasain tuh yang namanya ngajar anak SD. Dan mulai juga sepaham dengan pandangan muhammadiyah.

Tahun itu sangat unik. Aku lulusan matematika tapi mengajar olahraga dan SBK dengan sedikit jam matematika. Tapi ya guru baru harus manut ajalah toh selama aku bisa enjoy kenapa tidak. Polah tingkah anak kelas 1 tuh Allahuakbar,bikin aku makin dekat dengan Tuhan kayaknya. Sering banget nyebut. Ada yang ngompol lah,ada yang ingusan abadi lah,ada yang nangis gak mau diajar lah bahkan ada yang selama diajar tuh ya cuma bengoooong aja. Ini kayake kalo punya darah tinggi kayake darahku ki dah diluar angkasa. Tinggiii banget.

Jumat, 08 Juni 2018

Sahabat

Hai....
Namaku widodo
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Bapak tukang ojek dan penjaga gudang di KUD sedangkan ibu seorang guru SD.
Aku anak kedua dari 2 bersaudara.

Inilah sedikit curahan hatiku
Aku terlahir dalam kondisi keluarga masih pontang panting untuk pindah rumah...awal mula aku ingat dan paham mencari teman ketika aku umur sekitar 5/6 tahun.aku pindah dari asal aku dibesarkan. Meski gak terlalu jauh tapi yah titik itu adalah titik dimana aku seperti kehilangan jati diri.

Aku orang baru dilingkunganku sementara kakak dan ortuku sibuk dengan hidupnya masing - masing. Aku mencari teman bermain kesana kemari sampai akhirnya aku berteman dengan anak-anak cewek sekitar rumahku. Karena pada saat tu hanya mereka yang aku temukan. Setiap hari aku seperti dikerjain sama mereka.
Aku pada saat tu sudah berpikir,apakah teman tuh kayak gini?
Pada saat tu aku gak dapatkan rasa nyaman berteman. Tapi akibat aku berteman dengan cewek-cewek,para cowok disekitarku justru membullyku setiap hari sejak mereka mengenalku. Aku mengenal mereka sejak kelas 1 sd,karena hal itu aku menjauh dari teman-teman cewek dan disisi lain teman cowok juga menjauhiku karena dipikir aku cupu

Itulah momen awal aku menjadi orang caper karena aku seperti tak mendapatkan perhatian dari orang tua,teman dan orang2 disekitarku...aku seperti mengemis2 agar dijadikan teman,dan agR mereka mau menjDi temanku
..

Pada dasarnya...aku seperti ini karena dalam masa pertumbuhanku aku sangat kurang perhatian,dan masa SMA aku ikut banyaaak sekali organisasi ya mungkin karena dari organisasi aku mendapatkan banyak perhatian.

Perhatian yang sulit aku dapatkan dari keluarga dan teman. Karena bagiku berteman saja mudah tapi menjadi sahabat itu adalah hal yang sulit. Apalagi mendapatkan perhatian dari mereka.

Kata orang bijak,orang yang tertawa paling keras dia adalah orang yang justru hatinya paling kesepian. Ya seperti itulah aku.

Aku punya prinsip dari aku SD bersama temanku tadi bahwa tak apa aku terluka,tak apa juga aku gak bahagia asal disekitarku senang,disekitarku bahagia...dan melihat orang bahagia rasanya itu seneeeeng banget. Tapi kadang justru hati ini terasa sepi.

Banyak orang berkata aku tuh cerewet kayak wanita,tapi aku cuma ingin jadi orang yang perhatian,karena aku tau rasanya tak diperhatikan,tak diperdulikan.

Aku sangat kesepian, karena itulah teman sangat berarti buatku. Itu juga sebabnya aku sangat benci perpisahan. Karena sahabat bukan hal yang mudah dicari. Apalagi dengan segala kekuranganku.

Itu sebabnya aku suka berlebihan dalam perpisahan. Aku gak siap harus memulai mencari teman dan saahabat yang benar - benar dekat.

Aku justru suka membully seseorang. Tapi tu aku lakukan ya untuk membuat orang disekitarku tersenyum bahkan tertawa. Selanjutnya banyak orang yang akhirnya balik membullyku,tapi dengan tujuan ya hanya kesenangan dia dan menjatuhkanku.

Mungkin banyak orang benci padaku caper,cereweet dan sebagainya tanpa mereka tau kenapa aku bisa menjadi seperti iti. Sebagian justru membully aku dengan mengatakan aku hitam dan gendut meski kenyataan sih hehe.

Aku tak pernah perdulikan tu asal mereka tertawa,asal mereka bahagia dan asal
.
.
.
.
.
.
.

Asal mereka mau menjadi temanku😊